Tutorial ETAP Power station 7.00 – OPTIMAL CAPACITOR PLACEMENT

f4e95-etap_7-0Permasalahan yang sering dijumpai dalam sistem transmisi tenaga listrik maupun sistem distribusi ialah terjadinya drop tegangan sistem yang dibawah standar. Standar yang digunakan biasanya untuk over voltage +5 % dan untuk under voltage -10%. Drop voltage terjadi pada saluran yang sangat panjang karena impedans salurannya akan terus bertambah besar. Ini berbahaya jika beban yang diampunya adalah beban dinamis seperti motor yang tegangannya harus stabil dan bagus. Jika beban residensial maka indikasinya adalah redupnya cahaya lampu.

Dalam penyaluran daya listrik diusahakan supaya tidak terjadi drop dengan cara tapping transformator. Jika cara ini sudah tidak mampu lagi maka pada saluran yang mengalami drop voltage perlu dipasang kapasitor sehingga profil tegangan dan faktor daya sistem semakin baik sehingga penyaluran daya listrik menjadi semakin optimal.

Melalui simulasi optimal capacitor placement, kita dapat memperbaiki level tegangan sistem dengan menambah kapasitor pada bus yang mengalami drop voltage secara otomatis. Artinya etap akan menghitungkan berapa kapasitas kapasitornya dan berapa jumalah bank kapasitor minimal yang mampu memperbaiki sistem sehingga kita tidak usah menghitung secara manual.

Atur LF-DefaultOCP-1

Untuk mensimulasikan optimal capacitor placement terlebih dahulu menggambar SLD sistem setelah itu atur LF Default.

  1. Klik LF Default
  1. Klik Alert, untuk mensetting batas kritis dan marginal sistem sesuai standardOCP-2SLDOCP-3Running Load FlowOCP-43.  Running Load Flow, Amati warna bus:Jika bus berwarna merah artinya level tegangan dalam kondisi kritisJika bus berwarna ping artinya level tegangan masih dalam batas marginalJika bus berwarna hitam artinya level tegangan bus itu bagus (sesuai standar)

    4.  Atau bisa juga dg mengklik Alert ,   LFA-10   maka akan terlihat keterangan sbb:OCP-55. Perbaiki bus yang berwarna merah dengan cara menambah kapasitor

         6. Klik optimal capacitor placementOCP-7         7. Edit study caseOCP-8

         8. Pilih kandidat bus yang akan ditambah kapasitor kemudian klik add>>OCP-9

  1.  Pada gambar diatas juga tersedia tabel data kapasitor yang mencakup level tegangan maksimum, kapasitas, jumlah kapasitor bank, harga dan biaya operasi.
  2. klik Ok
  3. Run optimal capacitor placementOCP-10Secara otomatis etap akan mengkalkulasikan kapasitas dan banyaknya kapasitor minimal yang dibutuhkan untuk memperbaiki level tegangan sistem.OCP-11
  4.  Tambah kapasitor pada bus 16, kemudian isikan rating yang sudah dihitung oleh etap OCP-12
  5.  Running ulang load flow, maka akan didapatkan level tegangan sistem yang semakin
    baik.

Download tutorial dalam bentuk pdf :

BAB IV -Tutorial ETAP Power station 7.00 – OPTIMAL CAPACITOR PLACEMENT.pdf

Tutorial ETAP Power station 7.00 – KOORDINASI PROTEKSI

Suatu sistem tenaga listrik dituntut kehandalannya setinggi mungkin dengan meminimalisisr kemungkinan terjadinya gangguan. Dari segi sirkuit listrik, gangguan tersebut umumnya berupa hubung singkat (short circuit) akibat dari kegagalan isolasi. Hubung singkat menyebabkan arus yang mengalir besarnya berlipat kali arus normal dan mungkin pula disertai timbulnya busur api listrik (arcing). Keduanya akan merusak peralatan listrik yang bersangkutan apabila terlambat dihentikan. Arus hubung singkat yang besar juga membahayakan setiap peralatan yang dilaluinya.

Adalah menjadi tugas rele untuk mengetahui (mendeteksi) adanya gangguan tersebut lalu memerintahkan peralatan pemutus (circuit breaker) untuk mengisolasi peralatan yang mengalami gangguan secara cepat. Pada percobaan modul 6 ini akan disimulasikan koordinasi proteksi dengan menggunakan rele arus lebih dari sistem distribusi yang sederhana.

Rele Arus Lebih

Rele arus lebih (overcurrent relay) sangat banyak digunakan untuk proteksi arus lebih pada jaringan distribusi primer di ujung awal feeder tegangan menengah (TM), dan juga digunakan sebagai proteksi terhadap arus lebih pada gangguan tanah. Rele ini memerlukan masukan berupa arus dari saluran yang diproteksi yang diperoleh melalui trafo arus (CT). Elemen perbandingan (comparator) di dalam relay membandingkan arus ini terhadap sebuah nilai batas/nilai setting, dimana relay akan bekerja (trip) kalau arus masukannya melampaui nilai setting tersebut.

Dibutuhkan tenggang waktu yang berbeda-beda, sejak arus lebih itu mulai terdeteksi sampai saatnya relay harus trip. Ada yang harus dengan tundaan waktu (delayed trip), tergantung pada:

  1. Besar arus gangguan yang terdeteksi
  1. Lokasi relay atau posisi relay tersebut terhadap relay lainnya.

SLD Koordinasi ProteksiCP-1Untuk menjalankan simulasi proteksi maka diperlukan pensettingan komponen proteksi pada SLD yaitu rele, CT, serta CB.

Setting CT 1

CP-2

  1. Isi data ratio primer/sekunder CT
  1. Pilih kelas CT misal 5P10 yang artinya error CT nya maksimum 5% jika kelipatan arus nominal CT (accuracy limit factor) tidak melebihi 10 kali lipat.
  1. Isi beban burden

Setting Relay ACP-3

  1. Pilih menu OCR, kemudian klik library untuk memilih pabrikan rele, model dan fungsi rele yang pada kasus ini sebagai OCR
  2. Pilih jenis kurva rele, waktu pickup serta time dial.

Setting CB 23CP-4

Untuk mengatur  CT,  Rele,  dan  CB  lainnya  langkahnya  sama  saja,   tergantung  nilai   setting peralatannya saja.

Menjalankan Simulasi Koordinasi ProteksiCP-51. Pilih menu start-protective divice coordinationCP-6

  1. Pilih menu Fault-insertion sebagai simulasi gangguan kemudian arahkan ke bus yang dipilih sebagai titik yang mengalami gangguan.
  1. Jika dilihat hasil simulasi maka sudah benar karena jika terjadi gangguan di bus tp 21 maka yang harus bekerja duluan adalah CB 26 kemudian jika gagal maka CB 23 yang bekerja. Artinya setting nilai pada peralatannya sudah tepat.
  1. Jika terjadi gangguannya di bus tp 19 maka yang harus bekerja adalah CB 23.
  1. Untuk melihat grafik rele serta kurva ketahan trafo caranya dengan mege-blok dari

CB 23 sampai bus tp 21, kemudian pilih menu create start view

Tutorial ETAP Power station 7.00 – SHORT CIRCUIT ANALYSIS

etap_7.0Pada suatu sistem tenaga listrik tidak dapat dihindari adanya gangguan, walaupun sudah didesain sebaik mungkin. Hal ini dapat disebabkan oleh kerusakan isolasi pada sistem tenaga listrik ataupun gangguan dari luar seperti dahan pohon dan sebagainya yang mengakibatkan terjadinya hubung singkat. Adanya hubung singkat menimbulkan arus lebih yang pada umumnya jauh lebih besar daripada arus pengenal peralatan dan terjadi penurunan tegangan pada sistem tenaga listrik, sehingga bila gangguan tidak segera dihilangkan dapat merusak peralatan dalam sistem tersebut. Besarnya arus hubung singkat yang terjadi sangat diperngaruhi oleh jumlah pembangkit yang masuk pada sistem, letak gangguan dan jenis gangguan.

Berdasarkan jenis arus gangguannya, gangguan pada sistem tenaga listrik dibagi menjadi dua bagian yaitu gangguan simetris dan gangguan tak simetris. Yang dimaksud dengan gangguan simetris adalah gangguan yang arus gangguannya seimbang dan sebaliknya gangguan tak simetris adalah gangguan yang arus gangguannya tak seimbang.

Dalam ETAP 7.0.0 memiliki dua jenis standar analisis hubung singkat. Analisis hubung singkat pertama adalah analisis berdasarkan standar ANSI, sedangkan analisis jenis kedua adalah dengan standar IEC.

Analisis Hubung Singkat ANSI

Analisis hubung singkat dengan standar ANSI dapat melakukan perhitungan hubung singkat dengan menggunakan berbagai jenis siklus. Pada setengah siklus pertama, kemudia 4 siklus, dan terakhir dengan 30 siklus hubung singkat.

Analisis Hubung Singkat IEC

Analisis hubung singkat dengan standar IEC memiliki perbedaan dengan ANSI. Pembedaan analisis tidak dilakukan berdasarkan siklus gangguan, hanya berdasarkan kontribusi peralatan dan juga kondisi transien.SCA-1SCA-2Mensimulasikan Short Circuit

  1. Pilih (klik kiri) short circuit analysis untuk masuk ke jendela analisis hubung singkatSCA-3
  2. Pilih (klik kiri) edit study case untuk dapat mengatur skenario dan standar analisis hubung singkat yang digunakan maka akan muncul tampilan seperti dibawah:SCA-4SCA-5
  3. Pilih bus yang akan disimulasikan terjadinya hubung singkat dg mengklik nomor bus lalu klik fault.
  4. Tentukan standard dg mengklik toolbar standard kemudian pilih apakah IEC atau ANSI
  5. KLIK OKSCA-67. Bus      yang   terkena   gangguan   akan   berwarna   merah   dan   dida[patkan   hasil   simulasi sebagai berikut:SCA-7

       Terlihat  bus  9  yang  mengalami   gangguan  dengan  besar  arus  5,42  kA  dan  tegangan  bus turun menjadi 3,01  kV.

    8.Untuk menampilkan  pilihan   hubung  singkat  yang  terjadi  apakah  itu  3  fasa,  L-L,  L-G

    dengan memilih menu display optionLFA-8SCA-8

Tutorial ETAP Power station 7.00 – STARTING MOTOR

Setelah membahas Load flow analisys &  optimal capacitor Placement dengan menggunakan ETAP 7.00 pada postingan sebelumnya maka kali ini say akan memberikan tutorial Simulasi ETAP 7.00-Starting Motor. Selama periode waktu starting, motor pada sistem akan dianggap sebagai sebuah impedansi kecil yang terhubung dengan sebuah bus. Motor akan mengambil arus yang besar dari sistem, sekitar enam kali arus ratingnya, dan bisa menyebabkan voltage drop pada sistem serta menyebabkan gangguan pada operasi beban yang lain. Torsi percepatan motor bergantung pada tegangan terminal motor, oleh karena itu untuk  motor  dengan  tegangan  terrminal  yang  rendah  dibeberapa  kasus  akan  menyebabkan starting motor tidak akan mencapai nilai kecepatan ratingnya.

Data-data  yang  diberikan  oleh  pabrik  untuk  operasi  full  load  motor  biasanya berupa : tegangan line to line (V), arus line (A), output daya P o  (kW), power factor cosø (per unit), efisiensi η (per unit atau percent), slip s (per unit atau percent). Dengan memeriksa nilai impedansi motor atau data dari pabrik, dapat dilihat nilai arus starting bervariasi antara 3,5 kali arus  full-load  untuk  motor  tegangan  tinggi  dan  sekitar  7  kali  arus  full-load  untuk tegangan rendah.
Terdapat  beberapa  metode  yang  digunakan  untuk  mengurangi  arus  starting  dari suplai.  Saat  starting,  tegangan  bus  akan  turun  untuk  mencipatkan  torsi  yang  cukup  untuk mempercepat  beban  ke  tegangan  ratingnya.  Waktu  starting  yang  lama  harus  dihindari. Dengan  waktu  starting  yang  lama,  misal  20  detik,  maka  jumlah  panas  yang  dihasilkan  di kumparan stator dan batang konduktor rotor harus diperhitungkan. Dengan suhu yang tinggi pada batang bisa menyebabkan kerusakan pada motor.

SLD Starting Motor

OCP-13Menjalankan Simulasi Starting Motor

Ada dua tipe starting motor yaitu static dan dynamic motor starting.

# Static #OCP-14

  1. Klik motor acceleration analysis OCP-15
  2. Klik edit study case untuk mengatur skenario starting motor OCP-16
  3. Klik  event  >>  add  event  dan  waktu  starting  motor  misal  pada  event  1 waktunya  1
    detik.
  4. Pilih motor yang akan disimulasikan start pada kolom action by element >> add
  5. Tentukan  total  waktu  simulasi.
  6. Klik run static motor starting  OCP-17
  7. Klik view, pilih motor starting time slider
  8. Geser waktu time slider, pada saat 1 detik maka akan muncul arus starting OCP-18
  9.  Untuk  melihat  grafik  baik  arus,  tegangan,  frekuensi,  daya  bisa  ditampilkan  dengan
    memilih menu plot. OCP-19OCP-20SM-10
  10. Seperti biasa, untuk melihat laporan lengkap pilih menu report  SM-11

#Dynamic#

Untuk  menjalankan  analisis  dinamis  maka  model  dinamis  motor  harus  dimasukkan  antara lain: model, inertia dan load torque.

  1. Pilih menu model, isi data locked rotor, pilih CKT, Library untuk memilih design dan model motorSM-12
  2. Pilih  menu  inertia,  untuk  mengisikan  data  RPM,  WR 2   (momen  inersia)  dan  H (konstanta inersia mesin)SM-13
  3. Pilih menu load, pilih polynomial, load model library, pilih model id fan. Serta isikan waktu starting tanpa beban dan pada beban penuh. SM-15SM-16
  4. Klik okSM-17
  5. Pilih run dynamic motor starting
  6. Semua langkah berikutnya untuk melihat hasil simulasi sama seperti pada run static motor starting.

sahabat Engineer.. download file pdf di link :

BAB V-Tutorial ETAP Power station 7.00-starting Motor.pdf

Tutorial ETAP Power station 7.00 – LOAD FLOW ANALYSIS

etap_7.0Percobaan load flow atau aliran daya ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik aliran daya yang berupa pengaruh dari variasi beban dan rugi-rugi transmisi pada aliran daya dan juga mempelajari adanya tegangan jatuh di sisi beban .

 Aliran daya pada suatu sistem tenaga listrik secara garis besar adalah suatu peristiwa daya yang mengalir berupa daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) dari suatu sistem pembangkit (sisi pengirim) melalui suatu saluran atau jaringan transmisi hingga sampai ke sisi beban (sisi penerima). Pada kondisi ideal, maka daya yang diberikan oleh sisi pengirim akan sama dengan daya yang diterima beban. Namun pada kondisi real, daya yang dikirim sisi pengirim tidak akan sama dengan yang diterima beban. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal:

  1. Impedansi di saluran transmisi.

Impedansi di saluran transmisi dapat terjadi karena berbagai hal dan sudah mencakup resultan antara hambatan resistif, induktif dan kapasitif. Hal ini yang menyebabkan rugi-rugi daya karena terkonversi atau terbuang menjadi energi lain dalam transfer energi.

  1. Tipe beban yang tersambung jalur.

Ada 3 tipe beban, yaitu resistif, induktif, dan kapasitif. Resultan antara besaran hambatan kapasitif dan induktif akan mempengaruhi P.F. sehingga mempengaruhi perbandingan antara besarnya daya yang ditransfer dengan yang diterima. Sedangkan untuk melakukan kalkulasi aliran daya, terdapat 3 metode yang biasa digunakan:

  1. Accelerated Gauss-Seidel Method

Hanya butuh sedikit nilai masukan, tetapi lambat dalam kecepatan perhitungan.LFA-1

  1. Newton Raphson Method

Cepat dalam perhitungan tetapi membutuhkan banyak nilai masukan dan parameter. First Order Derivative digunakan untuk mempercepat perhitungan.LFA-2

  1. Fast Decoupled Method

Dua set persamaan iterasi, antara sudut tegangan, daya reaktif dengan magnitude tegangan. Cepat dalam perhitungan namun kurang presisi, Baik untuk sistem radial dan sistem dengan jalur panjang.

LFA-3

Menjalankan Simulasi Load Flow

Setelah SLD selesai dibuat, maka bisa diketahui aliran daya sutu sistem kelistrikan yang telah dibuat dengan melakukan running load flow. Langkahnya sebagai berikut:

LFA-4

1.    Klik load flow analysisLFA-5

2.    Klik run load flowLFA-6

LFA-7Maka akan didapatkan hasil simulasi yang ditunjukan dengan huruf berwarna merah seperti pada gambar di atas, terdapat nilai daya aktif dan daya reaktif (P + JQ) serta prosentase tegangan. Kita dapat mengatur nilai apa yang akan ditampilkan pada simulasi bisa berupa arus, faktor daya, yaitu dengan cara merubah display option.

3.   Klik display optionLFA-8

LFA-9Kita juga dapat melihat kondisi hasil yang kurang bagus baik itu prosentase tegangan maupun peralatan yang spesifikasinya kurang baik, dalam hal ini bisa overload dengan menggunakan menu alert view.

  1. Klik alert viewLFA-10

    LFA-11Dari gambar diatas ditunjukan bahwa CB 6, CB 7, CB 8 mengalami overload, artinya harus diganti dengan rating CB yang lebih besar.Untuk menampilkan hasil simulasi loadflow yang lengkap yaitu dengan menggunakan menu report manager

    5. Klik report managerLFA-12

    LFA-13Maka dengan mendapatkan file lengkap hasil simulasi loadflow data bisa di analisis dari segi tegangan, arus, daya antar bus, sudut, losses, dan lain-lain.

download file dalam bentuk pdf dilink berikut :

BAB II – Tutorial ETAP Power station 7.00 – SINGLE LINE DIAGRAM.pdf

Tutorial ETAP Power station 7.00 – SINGLE LINE DIAGRAM

etap_7.0

Sahabat Engineer.. pada postingan sebelumnya saya telah menjelaskan mengenai Pengenalan ETAP Power Station 7.00  Nah, Sekarang saya akan membahas mengenai Tutorial ETAP Power station 7.00 – SINGLE LINE DIAGRAM.

Dalam menganalisa sistem tenaga listrik, suatu diagram saluran tunggal (single line diagram) merupakan notasi yang disederhanakan untuk sebuah sistem tenaga listrik tiga fasa. Sebagai ganti dari representasi saluran tiga fasa yang terpisah, digunakanlah sebuah konduktor. Hal ini memudahkan dalam pembacaan diagram maupun dalam analisa rangkaian. Elemen elektrik seperti misalnya pemutus rangkaian, transformator, kapasitor, busbar maupun konduktor lain dapat ditunjukkan dengan menggunakan simbol yang telah distandardisasi untuk diagram saluran tunggal. Elemen pada diagram tidak mewakili ukuran fisik atau lokasi dari peralatan listrik, tetapi merupakan konvensi umum untuk mengatur diagram dengan urutan kiri-ke-kanan yang sama, atas-ke-bawah.

ETAP memiliki 2 macam standar yang digunakan untuk melakukan analisa kelistrikan, ANSI dan IEC. Pada dasarnya perbedaan yang terjadi di antara kedua standar tersebut adalah frekuensi yang digunakan, yang berakibat pada perbedaan spesifikasi peralatan yang sesuai dengan frekuensi tersebut. Simbol elemen listrik yang digunakan dalam analisa dengan menggunakan ETAP pun berbeda.

Membuat SLD

Setelah masuk di menu Etap maka langkah untuk membuat SLD adalah sebagai berikut:

SLD-1

  1. Pada menu bar, klik ProjectInformation lalu isikan data seperti di atasSLD-2
  2. Pada menu bar, klik ProjectStandards lalu isikan data seperti di atas.SLD-3
  1. Klik Power Grid satu kali pada AC element, lalu klik satu kali pada one line diagram untuk meletakkannya.SLD-4
  2. Double click pada Power Grid, lalu isikan data pada tab Info dan Rating seperti di atas.SLD-5
  3. Klik HVCB satu kali pada AC element, lalu klik satu kali pada one line diagram untuk meletakkannya.SLD-6
  4. Hubungkan Power Grid dengan HVCB dengan meng-click and drag ujung Power Grid ke HVCB. Jika benar, warna HVCB akan berubah, tidak abu-abu lagi.SLD-7
  5. Double click pada HVCB, lalu isikan data pada tab Info dan Rating seperti di atas. Library yang dipakai adalah ABB 27GHK1000 dengan continuous ampere 1200.SLD-8
  6. Tempatkan Bus dari AC element lalu hubungkan dengan CB1.SLD-9
  7. Double click pada Bus, lalu isikan data pada tab Info seperti di atas.SLD-10
  8. Tempatkan 2-Winding Transformer dari AC element lalu hubungkan dengan Bus1.SLD-11
  9. Double click pada 2-Winding Transformer, lalu isikan data pada tab Info dan Rating seperti di atas.SLD-12
  10. Tempatkan HVCB dari AC element lalu hubungkan dengan T1. Library HVCB yang dipakai adalah Westinghouse 75-DH-250 dengan continuous ampere 1200.SLD-13
  11. Tempatkan Bus dari AC element lalu hubungkan dengan CB2.SLD-14
  12. Tempatkan HVCB dari AC element, lalu hubungkan dengan Bus2. Library HVCB yang dipakai adalah Westinghouse 75-DH-250 dengan continuous ampere 1200.SLD-15
  13. Tempatkan Cable dari AC element lalu hubungkan dengan CB3.SLD-16
  14. Double click pada Cable, lalu isikan data pada tab Info seperti di atas.SLD-17
  15. Jangan lupa mengganti nilai-nilai pada tab Impedance seperti di atas.SLD-18
  16. Tempatkan Single Throw Switch dari AC element lalu hubungkan dengan Cable1.SLD-19
  17. Double click pada Single Throw Switch, lalu isikan data pada tab Info seperti di atas.SLD-20
  18. Tempatkan lagi Bus dan HVCB seperti gambar di atas. Library HVCB yang dipakai adalah Westinghouse 75-DH-250 dengan continuous ampere 1200.SLD-21
  19. Tempatkan Induction Machine dari AC element lalu hubungkan dengan CB4.SLD-22
  20. Double click pada Induction Machine, lalu isikan data pada tab Nameplate seperti di atas.SLD-23
  21. Tempatkan lagi Single Throw Switch dari AC element lalu hubungkan dengan Bus3.SLD-24
  22. Double click pada Single Throw Switch, lalu isikan data pada tab Info seperti di atas.SLD-25
  23. Tempatkan lagi HVCB seperti gambar di atas. Library HVCB yang dipakai adalah Westinghouse 75-DH-250 dengan continuous ampere 1200.SLD-26
  24. Tempatkan 2-Winding Transformer dari AC element lalu hubungkan dengan CB5.SLD-27
  25. Double click pada 2-Winding Transformer, lalu isikan data pada tab Info dan Rating seperti di atas.SLD-28
  26. Tempatkan LVCB dari AC element lalu hubungkan dengan T2.SLD-29
  27. Double click pada LVCB, lalu isikan data pada tab Rating seperti di atas. Library yang dipakai adalah ABB DSM, 0.48 kV, continuous ampere 150.SLD-30
  28. Tempatkan lagi Bus dan LVCB seperti gambar di atas. Library HVCB yang dipakai adalah ABB DSM, 0.48 kV, continuous ampere 150.SLD-31
  29. Tempatkan Induction Machine dari AC element lalu hubungkan dengan CB7.SLD-32
  30. Double click pada Induction Machine, lalu isikan data pada tab Nameplate seperti di atas. Pilih Typical Nameplate NEC.SLD-33
  31. Tempatkan lagi LVCB seperti gambar di atas. Library HVCB yang dipakai adalah ABB DSM, 0.48 kV, continuous ampere 150.SLD-34
  32. Tempatkan Static Load dari AC element lalu hubungkan dengan CB8.SLD-35
  33. Double click pada Static Load, lalu isikan data pada tab Info dan loading seperti di atas.
  34. Save.

Setelah anda membuat single line diagramnya maka melalui software ETAP kita bisa mensimulasikan Aliran daya nya, Tutorial tersebut akan saya bahas dipostingan berikutnya di Tutorial ETAP Power station 7.00 – LOAD FLOW ANALYSIS.

Download Tutorial ETAP Power station 7.00 – SINGLE LINE DIAGRAM dalam bentuk file pdf pada link :

BAB II – Tutorial ETAP Power station 7.00 – SINGLE LINE DIAGRAM.pdf

Pengenalan ETAP Power Station 7.00

PENGENALAN ETAP

etap_7.0Dalam perancangan dan analisa sebuah sistem tenaga listrik, sebuah software aplikasi sangat dibutuhkan untuk merepresentasikan kondisi real sebelum sebuah sistem direalisasikan. ETAP (Electric Transient and Analysis Program) PowerStation 7.0.0 merupakan salah satu software aplikasi yang digunakan untuk mensimulasikan sistem tenaga listrik.

ETAP mampu bekerja dalam keadaan offline untuk simulasi tenaga listrik, dan online untuk pengelolaan data real-time atau digunakan untuk mengendalikan sistem secara real-time. Fitur yang terdapat di dalamnya pun bermacam-macam antara lain fitur yang digunakan untuk menganalisa pembangkitan tenaga listrik, sistem transmisi maupun sistem distribusi tenaga listrik.

Analisa sistem tenaga listrik yang dapat dilakukan ETAP antara lain :

Analisa aliran daya

Analisa hubung singkat Arc Flash Analysis

Starting motor

Koordinasi proteksi

Analisa kestabilan transien, dll.

Memulai Menjalankan Etap

pengenalan-1

  1. Klik icon ETAP
  2. Klik new

 pengenalan-3

  1. Pilih direktori folder penyimpanan, dan beri nama file  
  2. Klik OKpengenalan-4
  3. Pada layar akan muncul tampilan seperti di atas

pengenalan-5

  1. Double click tombol maximize window one line diagram, tampilan menjadi seperti di atas.

Setelah anda membuka window ETAP 7.00 seperti tutorial diatas maka mulailah mebuat single line diagram.

untuk mempelajari single Line diagram klik link berikut :

Tutorial ETAP Power station 7.00 – Single Line Diagram

download Tutorial ETAP 7.00 dalam bentuk Pdf di link  :

BAB I – Pengenalan ETAP Power Station 7.00.pdf

TUTORIAL ETAP Power Station 7.00

Saya mengenal Softaware ETAP saat jaman kuliah, Yah tepatnya 4 tahun yang lalu saat saat saya mengikuti sebuah praktikum Listrik.

ETAP (Electric  Transient  and  Analysis  Program) Power station 7.00 adalah Aplikasi software Electrical yang digunakan untuk mensimulasikan sistem tanaga listrik. Dalam  perancangan  dan  analisis  sebuah  sistem  tenaga  listrik,  sebuah  software aplikasi  sangat  dibutuhkan  untuk  merepresentasikan  kondisi  real. Hal  ini  dikarenakan sulitnya  menguji  coba  suatu  sistem  tenaga  listrik  dalam  skala  yang  besar  terhadap kondisi transien yang ekstrim.

Oleh karena itu jika kalian seorang Engineer / Calon Engineer maka WAJIB bisa menggunakan software ETAP ini.

Selain Sotware ETAP masih ada lagi software yang mesti kalian tahu jika kalian ingin menjadi Engineer yang hebat misalnya EPLAN, AUTOCAD, Software Automation seperti PLC dan lain-lain. Saya akan membahas satu persatu softaware tersebut.

Jika Kalian ingin mempelajari men-download / lebih lanjut tentang engineering software klik link berikut :

TUTORIAL ETAP

8. Tutorial ETAP- Transient Stability Analysis

 Selamat Mencoba !!